“Jalanan RT 04 RW 17 Pancoranmas di beton...”itu merupakan salah satu kutipan dari tabloid lokal Monitor Depok / Monde (19 Februari 2010) yang sempat meliput salah satu kegiatan Program Penanggulangan Kemiskinan Terpadu (PAKET) P2KP di Kota Depok. Penuangan berita itu pun tersebar di seantero kelurahan Pancoran Mas, di papan media informasi BKM, papan informasi yang ada di sekitar warga, bahkan di papan media warga yang berada di kantor kelurahan. Kelurahan Pancoran Mas merupakan salah satu kelurahan yang berada di wilayah kecamatan Pancoran Mas Kota Depok, terdiri dari 20 RW yang notabene karakter penduduknya sangat beragam akibat besarnya arus urbanisasi di kelurahan
tersebut. Perkembangan pembangunan, perubahan ekonomi dan sosial masyarakatpun sangat terlihat nyata, hal itu banyak menimbulkan dampak positif sekaligus negatif dalam kehidupan sehari-harinya. Seiring bergesernya waktu keberadaan BKM Bina Budi Mulia kelurahan Pancoran Mas, yang selalu menjadi motor penggerak dalam memperjuangkan akan nasib masyarakat yang tidak mampu dan pembangunan yang berbasiskan pada kebutuhan masyarakat tetaplah eksis dalam jalurnya, hal ini dapat dilihat dengan keberadaan BKM Bina Budi Mulia yang setiap hari dari Senin sampai Jum’at kesekretariatan buka dari jam 09.00 – 14.00 WIB. BKM ini termasuk dalam katagori BKM Berdaya di kota Depok yang mendapatkan Program PAKET untuk yang ke 2 kalinya.
Panitia kemitraan (PAKEM) Kavling Mas yang bermitra dengan Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (BMSDA) Kota Depok, merupakan PAKEM yang akan melaksanakan kegiatan peningkatan jalan lingkungan dengan Betonisasi melintasi 2 kelurahan (intervillage) yang saling berbatasan, yaitu Jl.Siankian RT 04 Rw 17 Kelurahan Pancoran Mas dengan RW 02 Kelurahan Ratu Jaya. Pekerjaan ini bukanlah suatu hal yang mudah dilakukan karena pakem harus dapat mengkoordinasikan masyarakat di dua kelurahan yang berbeda untuk menyelesaikan permasalahannya secara bersama. Jalan lintasan yang menghubungkan kedua kelurahan tersebut masih berupa tanah, ironisnya lagi kedua RW tersebut merupakan daerah yang terisolir karena letak geografisnya kurang menguntungkan bagi ke 2 belah pihak di ujung masing-masing kelurahan, sehingga pembangunanpun belum pernah masuk kedaerah tersebut. Tetapi di tahun 2010 melalui Program PAKET P2KP, warga di sekitar ke dua tempat tersebut dapat bernapas lega setelah menunggu selama 20 tahun lebih menyusul adanya rencana peningkatan jalan dengan betonisasi yang dibiayai dari Program Penanggulangan Kemiskinan Terpadu ( PAKET ) sebesar Rp. 89.331.00,- dan rencana Swadaya Masyarakat sebesar Rp 11.002.000,- untuk merealisasikan betonisasi jalan sepanjang 300 x 2,5 x 0,1meter dan 200 x 2 x 0,1 meter.
Walaupun turunnya BLM PAKET masih relatif lama, masyarakat bergotong royong bersama sama membersihkan, meratakan dan membuat saluran drainase di sekitar lokasi jalan yang akan di beton. Batu makadam pun di hampar untuk memperkuat pondasi jalan. ”Swadaya masyarakat di daerah sini sangat luar biasa, 11 truk batu makadam mereka hamparkan di jalan ini...” ucap Soetjipto yang merupakan anggota BKM Bina Budi Mulia yang duduk di POKJA PAKET kota Depok.
Ketika pelaksanaan pengecoran jalan truk molen pun datang ke lokasi kegiatan, dengan penuh antusias masyarakat melakukan pengecoran jalan dengan menggunakan Ready Mix mutu K 225. Walau cuaca di depok tidak menentu, terkadang hujan turun dengan tiba-tiba, tapi warga telah siap dengan plastik cor untuk menutupi jalan yang masih basah. Selama pelaksanaan kegiatan gotong royong, solidaritas dan kebersamaan terlihat dengan dukungan konsumsi dari ibu-ibu yang selalu menghampiri di setiap kerumunan warga yang sedang beristirahat. Selama 15 hari dimulai dari tahap persiapan sampai akhir pelaksanaan akhirnya selesai juga pekerjaan tersebut. Warga sangat bersyukur sekali dengan di betonnya jalan tersebut, bayangkan aja Pak ”Setelah menanti 20 tahun lebih, mimpi kami baru ter wujud, jalan ini menjadi bagus”... komentar H.Tamsil salah seorang tokoh masyarakat warga RT 04 RW 07. ”Saya tinggal disini dari tahun 1982, jalan ini tadinya tanah kalau hujan becek banget...kasihan kalau orang ingin berpergian” jelas H.Tamsil menambahkan dengan logat Betawi. Wilayah ini sangat terisolasi karena terletak di ujung kelurahan masing-masing. Sebelum di Beton harga tanah disini hanya Rp. 300,000,- per meter, setelah jalan ini bagus harga tanah naik menjadi Rp. 500.000,- per meter. Bangunan-bangunan baru pun bermunculan disana sini, seluruh warga sudah merasakan manfaat dari pembangunan jalan itu, mereka puas dan bangga akan hasil karyanya, jalan itu telah selesai di laksanakan dengan panjang realisasi 300 x 3 x 0,1 meter. Kami bisa laksanakan dengan lebar 3 meter, 0,5 meter lebih lebar cetus salah seorang anggota Pakem dengan bangga, sedangkan yang lainnya dengan panjang 261 meter dari yang direncanakan 200 meter dan dana swadaya masyarakat yang tergali sebesar Rp 42.767.000,- . Dalam kunjungannya PJOK Paket sekaligus sebagai Kabid Jalan Lingkungan di Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (BMSDA) Fenti Novita, ST, MT sangat berdecak kagum melihat hasil yang dikerjakan masyarakat, “kalau dikerjakan kontraktor dana sebesar itu dengan kualitas yang sama paling hanya bisa dikerjakan sepanjang 100 meter” imbuh nya (Red).